PERBEDAAN FILM X NOVEL AYAT AYAT CINTA 2


REVIEW AYAT-AYAT CINTA 2 (FILM X NOVEL )
Hallooo... hari ini kayaknya tepat mau 50 hari dari sudah launchingnya film AYAT – AYAT CINTA 2 yang diadaptasi dari Novel karya Habiburrahman El-Shirazy dibioskop seluruh indonesia, naah bagi kalian yang belum nonton dan yang udah nonton siapa aja nih??sedikit pengen berbagi review dari film yang digarap mdpicture ini, mungkin tulisan ini memang  telat bahkan sudah terlampau telat, namun keinginan menyampaikan pendapat ini muncul begitu saya telah menonton film ini (mungkin saya bisa dibilang penonton terakhir).Karena sebelunya 3 tahun yang lalu saya telah membereskan bacaan buku novel karya Habiburahman ini (masih hangat alur ceritanya) saya agak greget dengan hadirnya adaptasi filmnya yang menurut saya melesat jauhh dari karya sang penulisnya.
Oke langsung aja, tapi ya sekali lagi ini pendapatku setelah membaca dan menonton ada perbandingan yang memang harus saya tuliskan untuk berbagai karena siapa tahu diluar sana ada sebagaian yang belum membaca dan kalian bisa dapatkan dari sini setidaknya gambaran perbedaan buku dan filmnya.
1. Pertama saya akan menulis tentang awal dari cerita buku dan film, dalam bacaan novel pembaca diberikan keanehan dan dibuat bertanya-tanya apa yang sedang terjadi pada Fahri dan Aisha?kemana Aisha?kenapa Fahri diceritakan selalu mendoakan Aisha yang pembaca juga belum tahu, seperti Aisha telah mati dan hal ini digambarkan dari saat Fahri sedang berdoa karena menyebut nama Aisha dan Maria berada ditempat terbaik.pembaca langsung dianehkan karena semua tahu bahwa Maria memang sudah tiada yang diceritakan dalam AAC 1. Namun dalam film kita tidak dibuat penasaran sama sekali, dengan alur mundur yang terlebih dahulu menceritakan Aisha di Palestina dan kondisinya sehingga saya sebagai penonton sudah pesimis begitu melihat menit awal dari film ini.
Kedua, saya akan bahas mengenai karakter Fahri sebagai tokoh utama dalam ayat – ayat cinta, dibuku novelnya, Fahri digambarkan sebagai seorang profesor filologi yang cerdas, alim, ramah,memiliki toleransi tinggi terhadap perbedaan agama, bahkan paling bikin greget tidak berani menatap mata permpuan, ia sebagai asisten dosen di salah satu perguruan tinggi, namun di film Fahri digambarkan sebagai profesor yang memang cerdas namun tidak menggambarkan sosok Fahri dalam novel, saya nilai dalam film Fahri terlalu berani melakukan adegan-adegan yang tidak menggambarkan Fahri dalam novel seorang profesor filologi  terutama kesetiaan pada isterinya(aisha). Film ini menjadikan Fahri berani menatap perempuan, foto selfie dengan hulya, bertemu terlalu sering dan berbincang  dengan Hulya yang menjadikan dia hilang dari sosok Fahri yang begitu diidam-idamkan oleh pembaca novel Ayat-Ayat Cinta 2 ini
2. Karakter Hulya (keponakan Aisha ), tentu saja bagian ini semua orang seperti sudah tahu bahwa Hulya di film dan dibuku jauh berbeda, mulai dari penampilan hingga watak yang diperankan. Dia tidak mengenakan hijab dan juga terlalu berani dengan sosok Fahri, padahal dalam bacaan dia ini sholehah sepertinya Aisha, namun memang dia juga menaruh hati pada Fahri.
3. Tidak ada sosok Yasmin, Yasmin ini dalam film tidak dimainkan perannya, padahal ini adalah salah satu fase yang menunjukkan kesetiaan Fahri pada Aisha. Yasmin memang sosok yang ditawarkan syaikh Utsman pada Fahrii yang memang telah lama sendiri menunggu kehadiran Aisha yang sudah hilang bertahun – tahun, namun Fahri begitu tegas menolak Yasmin karena ia tidak bisa mengkhianati Aisha yang belum jelas keberadaannya dan kepastian dia telah meninggal atau tidak.Dalam film tidak ada Yasmin sehingga Fahri langsung mengenal Hulya dan kemudian ketika Hulya meminta untuk menjadi isteri Fahri, Fahri hanya butuh nasihat sahabatnya untuk menikahi Hulya agar tidak terlalu mencintai hambanya melebihi mencintai tuhannya.
4. Kehadiran Sabina, kehadiran Sabina dalam film sama seperti di Novel ia menjadi pengemis di salah satu masjid tempat Fahri menunaikan shalat shubuh berjamaah dan suatu ketika karena ada berita mengenai pengemis dan adanya kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan pengemis akhirnya Fahri mengajaknya untuk tinggal bersamanya, tentu saja tidak sembarangan, Fahri menempatkan Asiha dilantai  ground rumahnya agar tidak satu lantai denganny. Lagipula Fahri tinggal dengan asistennya yang selalu memanggil Fahri dengan sebutan Hoca.
5. Dalam film tidak ada kejadian yang mengingatkan Fahri pada Aisha lewat ketidaklangsungan kehadiran Sabina, padahal dalam bacaan rasa dari masakan Sabina (yang sebagai asisten perempuan dirumah Fahri) selalu sama dengan rasa dari masakan tangan Aisha isterinya. Keadaan ini mengingatkan Fahri pada Aisha, namun Fahri tidak yakin karena setiap malam Sabina selalu membaca surat alquran dengan suara yang jauh berbeda dengan Aisha lagipula Aisha selalu suka dengan surat Al – Anfal sedangkan Sabina selalu membaca surat At-taubah.
6. Masa masa pernikahan Fahri dan Hulya, dalam bacaan pernikahan Fahri ini membuat pembaca terharu melihat keadaan rumah tangga Fahri dan Hulya, yang paling buat saya terharu saat Hulya menceritakan pada Sabina karena setelah tiga bulan menikah dia masih belum menjadi perempuan yang sempurna bagi suaminya, ia menceritakan pada Sabina bahwa Fahri sama sekali tidak menyentuhnya tidak seperti suami-isteri layaknya. Mendengar hal itu Sabina memberikan puisi yang didapat dari meja kerja Fahri saat ia membereskan ruangan kerja itu, setelah tiga bulan lamanya akhirnya dimalam itu Hulya membisikkan puisi yang dimilikinya pada Fahri hingga Fahri tenggelam dalam rasa bahwa yang membisikkan itu adalah Aisha. Dalam film tidak dibuat se greget ini, Hulya langsung hamil dan memiliki anak sehingga tidak ada klimaks konflik dari keadaan setelah Fahri menikah.
7. Persamaan pada ketika Fahri ingin menjadikan Sabina sebagai kewarganegaraan dengan mengambil sidik jari namun Sabina melukai tangannya sehingga tidak bisa diambil sidik jarinya karena terluka parah.
8. Perbedaan yang mungkin tidak bisa diterima pembaca bahwa nenek Catarina mengetahui bahwa Sabina adalah Aisha sebelum Fahri mengetahuinya, dalam bacaan tidak ada sama sekali tokoh dalam novel yang tahu bahwa Sabina adalah Aisha sampai Fahri mengetahuinya sendiri.
9. Perbedaan saat Fahri mengetahui Sabina. Dalam bacaan sosok Sabina yang bermuka rusak dan jijik membuat Hulya berkeinginan untuk mempercantik Sabina, namun Sabina selalu enggan yang akhirnya pada suatu masa Hulya mendapati keadaan dirinya yang sekarat dan sudah tidak bisa kembali melanjutkan hidupnya berkeinginan memberikan bentuk wajahnya kepada Sabina sebagai pesannya. Dokter langsung melakukan operasi pada Hulya dan Sabina, pada saat itu Sabina belum menyadarkan diri namun Fahri pulang kerumahnya karena ada suatu kebutuhan yang harus ia ambil, langkahnya menuju kamar Sabina untuk mengambil sesuatu dikejutkan dengan penemuan foto pernikahannya dengan Aisha dan sebuah cincin pernikahannya, ia langsung terkejut dan menangis, ia baru berfikir, dalam ingatannya bahwa mungkin saja dia Sabina adalah Aisha rasa masakan yang ia buat sama persisnya dengan Aisha, puisi yang didapatkan Hulya saat malam itu pasti  dari Sabina, akhhh Fahri menangis tersedu dikamar Sabina memikirkan betapa pahit dan sengsaranya hidupnya penyiksaan di Palestina, hidup sebagai pengemis hingga menjadi asisten di rumahnya sendiri dan menyaksikan dunia pernikahan suaminya.sedih bukan? Namun dalam film saat Hulya sekarat, Hulya malah menyebut Aisha pada Sabina hingga Fahri akhirnya tahu bahwa Sabina adalah Aisha dan tidak ada rasa sesedih saat kita membaca novelnya..
10. Daaannn endingnya dalam bacaan saat Sabina baru saja selesai menunaikan sholat Fahri datang dan langsung memeluknya hingga mereka berdua berurai air mata dalam sajadah dan slaing menjelaskan keduanya(disini baru diceritakan apa yang terjadi pada Asiha dipalestina) sehingga ia memutuskan untuk tidak tampil dengan wajah rusak didepan Fahri karena ingin selalu menampilkan yang terbaik untuk suaminya. Wajah itu didapatkan karena ia melukai dirinya sendiri agar tidak ada orang yang mau menyentuhnya  dan merasa jijik melihatnya demi melindungi kehormatannya.
Nahh itu dia review nya gimana nih menurut kalian apa ada saran dan komentarnya,ditunggu..Haturnuhun*-*Needha El

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman tes vendor PKSS BRI

Pengalaman Selama Jadi Teller di ACC

PENGALAMAN KERJA DI PT HUTCHISON 3 INDONESIA DENGAN VENDOR PT.MITRACOMM EKASARANA SEBAGAI CUSTOMER SERVICE PROVIDER